Sahabat
Dari zaman gue SD,gue punya sahabat namanya Tasya. well,awalnya lucu banget gue sama si Tasya ini bisa sahabatan. berawal dari gue barteran bekal mie goreng yang gue dan dia bawa. mungkin bagi gue,yang bukan lagi anak SD akan tertawa kalau mengenang masa - masa itu. yah kenapa nggak? hanya dengan bekal mie goreng yang gue dan Tasya bawa ke sekolahan,gue dan Tasya bisa sahabatan. habis barteran mie goreng,gue dan dia bilang 'kita sekarang sahabatan ya' sambil mengaitkan jari kelingking kami masing - masing. dan dari bekal mie goreng itu,gue dan dia masih sahabatan sampai sekarang. walaupun banyak banget lika liku yang harus dia dan gue lewatin seiring perkembangan usia kami.
Di zaman gue SMK,gue sudah berpisah sekolah sama Tasya. yap! gue dan dia punya mimpi dan cita - cita yang beda. dia pengen banget jadi dokter dan well,yeah gue sebenernya nggak tau apa sebenarnya cita - cita gue itu pas gue di SMK saat itu. jujur sih,gue masuk SMK itu karena awalnya gue terpaksa. gue masih buta banget sama yang namanya dunia IT dan multimedia. well,saat dijalani gue pun menikmatinya.
Di sini nih gue memulai hidup gue dengan hal - hal baru. Di SMK gue ini,gue termasuk kaum minoritas. Semua hal beda bangeeeet dari zaman gue di SD dan SMP. saat gue di SD dan SMP gue adalah kaum mayoritas di dalam sisi agama tapi di sisi suku,gue tetep aja suku.................... minoritas *ngomong sambil nelan ludah*. Gue nemu teman baru sih di sini. banyaaaaaak bangeeeet. dan sampai pada akhirnya gue membentuk suatu geng gitu. yah walaupun pada akhirnya anggota geng itu gak gue anggap sahabat semua karena ada berbagai suatu hal ( guys,if you read this post I must say sorry to you all :) )
Sahabat nggak hanya gue temui di sekolahan aja pas gue di SMK. Di luar sekolah,gue juga nemu sahabat. Gue ketemu dia di dunia maya karena gue ngefans sama suatu film yang lagi happening banget saat itu.
Tapi entah kenapa dengan seiring berjalannya waktu,seiring dengan perkembangan usia juga entah kenapa gue jadi mikir kalo ternyata orang yang bisa kita ajak gila - gilaan atau ceng - cengan belum tentu bisa kita jadiin sahabat terbaik kita.
Dan semakin ke sini,gue jadi berpikir buat apa sih kita 'mengoleksi' sahabat? Sahabat bukan barang 'antik' yang musti lo pajang atau bangga banggakan di depan banyak orang. Atau kita ngelakuin itu supaya diliat orang kalo kita punya teman dekat yang banyak? Well,bagi gue kita nggak musti punya temen banyak yang bisa mengerti diri kita apa adanya. cukup satu atau dua orang dekat yang bisa mengerti diri kita,yang bisa menjadikan diri kita apa adanya tanpa dibuat - buat. Bahagia itu sederhana kok!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar